Minggu, 28 Oktober 2012

Mari Muhasabah Mutabaah Yaumiyah

Share it Please

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu..

Segala puji hanya bagi Allah yg terus mengingatkan kita dalam ketaqwaan. Dan sholawat semoga tercurahkan ke Rasulullah SAW yg memberikan tauladan yg baik agar kita tetap dalam ketentraman hati yang terpaut pada Allah SWT.

saudaraku sekalian bahwasanya apa yg kita kerjakan akan dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia yg belum pasti, tapi kelak di akhirat adalah kepastian yg akan kita terima. bahwasanya kita sebagai muslim
diwajibkan untuk berdakwah sebgai salah satu tujuan diciptakannya kita, manusia, makhluk yg paling mulia karena memilikia akal dan nafsu. Kita adalah da'i pengemban amanah dakwah, tapi apakah pernah kita sadari hanya kita saja yg bergerak? atau malah kita merasa nyaman dengan keasingan kita sebagai aktivis da'wah??


ya, kita tau agama ini dibawa dari asing dan akan kembali ke asing, tapi bukankah mengajak menyeru ke Allah adalah tujuan kita?? saudaraku, kita yg mengambil jalan ini atas kehendak Allah adalah dengan niatan tulus jihad fi sabilillah, dan jalan ini tidaklah mudah dan ringan, mari luruskan niat lagi ketika hati ini telah sedikit bergeser beberapa derajat agar sektor jangkauan kita tetap dalam koridor niat jihad. saudaraku, aku bukanlah ahli surga namun aku takut siksa neraka, maka aku coba bermuhasabah kalau-kalau aku berdosa dan kucoba mari bersama saudaraku, semoga kita ditetapkan dikumpulkan pada jannah-Nya nanti.

begini saudaraku, kita lihat bahwa bermuhasabah adalah satu dari merasakan nikmatnya iman.maka kita secara tidak langsung baik sbg aktivis ataupun bukan kita adlah kaca, kaca yg kadang bisa jadi digunakan untuk bercermin dan kadang tak bisa digunakan untuk bercermin karena transparan tembus cahaya. selagi kita bisa menjadi digunakan untuk bercermin maka pertahankan dan tingkatkan ketaqwaan kita, karena kitalah pejuang dakwah ini, kitalah umat terbaik. InsyaAllah. coba kita lihat dari ruhyah kita dulu, teruskan tersirami dengan subur? tentu tidak saudaraku, ada kalanya futur mengeringi hati ini, adakalanya malas menempel di sendi ini untuk beribadah kepada Allah SWT. kita juga pasti merasakan kita terus mencari kedamaian, tapi Allah juga menguji kita saudaraku. bagaimana mungkin kita bisa bernyaman ria dengan kegalauan ini, dengan gersangnya segumpal darah ini!?

kita evaluasi ruhyah tentu salah satunya dengan parameter mutabaah yaumiyah. bukan maksut seperti anak-anak yg harus menuliskan amalannya tiap saat tapi adakah rasa malu pada diri kita anak-anak aja sangat antusias, gimana dgn kita?? adakah amalannya yg sempat lewat ketika mata ini terbuka hingga mata terpejam dan terbuka kembali? gimana kabar sholat kita? tilawah kita? atau amalan wajib dan sunnah lain? ok kita disini bukan anak-anak yg perlu dgn lembaran mutabaahnya, tapi harusnyalah kita punya kontrol yg bisa kita manaj. dan kita mungin beranggapan ada riya' dalam lembaran itu. tidak saudaraku, kalau kita takut riya' maka ketakutan kita juga riya'. apa bisa menjamin kita akan melakukan amalan-amalan, bisa jadi kita sudah riya' terlebih dahulu. biarlah Allah yang menilai dan semoga assessment dari Allah kita mampu sampai tingkat mahir. dan tidak ada alasan untuk menolak kebaikan ini saudaraku.

ayat dalam surat as-shaf 1-4 insyaAllah masih ada dalam dada kita. mari istighfar atas kelalaian kita dan bersyukur masih diperingatkan oleh Allah SWT. semoga kita tetap dalam tegar dalam jalan ini dan tak ada yg jatuh berguguran dalam mengembannya. Aamiin.

Waallahu 'alam..
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Social Media

Follow Twitter Add Facebook