Kamis, 06 November 2014

Menjemput Subuh di Puncak Guntur





Pagi itu sunyi senyap. Dingin memeluk erat mengacuhkan waktu yang aku lihat dari HP sudah menunjukkan hampir pukul 04.00 WIB. “Ah.. biarlah sebentar lagi” gumamku sambil menerawang ke atas. Ke langit-langit tenda dome kapasitas 3 orang. Dan sesekali bangkit membidik desa-desa di bawah yang berperang cahaya lampunya dengan kabut tebal. Tebal kemudian menipis dan hilang bersama sang bayu. Kemudian menebal kembali dan kembali mengalahkan cahaya lampu-lampu desa. Kolaborasi yang solid dari udara Gunung Guntur untuk menetapkan kami tak beranjak dari tenda masing-masing. 

Kali ini sayup-sayup pujian dan doa tarhim dari mushola atau masjid mulai menghampiri masuk ke telingaku. Suara itu berusaha keras menerobos di antara nyanyian alam membongkar kupluk yang kukenakan erat di kepala. Hingga salah seorang kawanku, Rohan, terbangun dan segera mengajak bersiap-siap kepada yang lainnya untuk muncak sebelum Subuh nanti terganti. Memang dia sangat bersemangat untuk segera ke puncak, apalagi target kami untuk nge-camp di lembah sekitar puncak belum tergapai karena kondisi fisik tim. Dari semalam, dia tidak begitu ingin menghabiskan waktu malam untuk tidur. Tapi untuk bercengkerama dan menelanjangi setiap eloknya alam Guntur dan desa di bawahnya. Setiap sudut yang bisa dibidik oleh kamera dari tenda itu, ia tangkap. Aku mengerti. Seperti planning kemarin malam, kami harus ke puncak sebelum Subuh habis dan berarti jam 4 pagi sebelum Subuh kami harus berangkat. Stop complaining! Aku sebagai team leader harus bisa memotivasi untuk mencapai target dan tentu pasti mempertimbangkan kondisi tim. Aku yakin semua sudah fit and fresh.

Rohan membuka resleting tenda dan segera keluar membangunkan Bimo dan Kak Yogi di satu tenda bawah dengan logistik yang harus dijaga. Kondisi tempat camp kami memang kurang nyaman. Tanah gembur bersama pasir dan kerikil sangat mudah ambrol sedikit-sedikit. Apalagi kondisi tanah yang miring sebelum mencapai puncak. Aku mengikuti. Aku ambil daypack di sebelah sleeping bag dan segera keluar mengikuti Rohan bersiap. Bimo dan Kak Yogi pun menyambut seruan kami dan bersiap bangun. Habib dibalut sleeping bag tampak sangat nyaman tidur malam itu. Tapi tidak bisa kali ini. Udara dingin menggerayanginya. Menggodanya untuk bangun dan menyambut kasih Tuhan di alam bebas ini.

Persiapan selesai. Kami hanya bawa satu tas ransel kecil berisi makanan ringan dan air serta tak lupa kompor dan gasnya untuk memasak di atas nanti. Kamera pasti tak ketinggalan. Serta ada yang membawa daypack untuk perlengkapan sendiri lainnya. Sepatu kami ikat kencang. Jaket sudah ditutup rapat rongganya, topi atau kupluk sudah ditutupkan ke kepala, scarf atau syal sudah dilekatkan di leher untuk penghangat atau masker jika debu beterbangan. Sarung tangan juga sudah membalut telapak tangan kami. Bersama senter yang siap untuk menerjang gelap. Kami berkumpul, briefing dan berdoa agar perjalanan kami aman, nyaman dan berkesan. Aku julurkan tangan ke depan diikuti yang lain. Kuteriakkan jargon dan segera sambut teriak seluruh tim membalasnya.

                Bismillahi rahmani rahim.. Guntur 2014..!!
                Allahu akbar!!

Kami mulai menapakkan kaki selangkah demi selangkah sembari tangan mencengkeram tanah, batu besar, pohon atau rumput ilalang sebagai pegangan. Kami bungkukkan badan ke depan dan kali ini lebih ringan karena tidak membawa beban berat seperti kemarin. Sebagian besar barang kami tinggalkan di camp.
Seperti biasa Kak Yogi paling depan sebagai pembuka jalan. Mencari kira-kira mana jalur yang bisa dilewati dengan paling aman. Meski kami tahu track-nya miring hingga hampir 80o .Tak banyak pepohonan yang bisa kami jadikan pegangan. Pandangan kami pun tak seluas ketika mentari hadir seperti kemarin. Kak Yogi dengan headlamp di kepalanya mencari pijakan-pijakan yang bisa digunakan. Sesekali membantu Bimo di bawah atau di belakangnya. Bimo yang kondisinya sudah membaik setelah sebelumnya untuk berdiripun susah. Kondisi dengan dengkul koplok seperti tak ada tenaga bisa saja menghampiri setiap pendaki. Ia merasakan seperti tak ada lutut di kaki kirinya. Ia menyambut kembali tantangan Guntur untuk menggapai puncaknya. 

Kemudian di bawahnya ada Habib dengan senter mengikuti langkah Bimo. Tidur nyenyak semalan sepertinya memberikan efek yang kentara. Dengan formasi demikian kami bisa saling menjaga dan membantu demi persahabatan yang teruji ini. Puncak yang belum terlihat oleh kami menjadi target peneguhan. 

Di bawah Habib ada Rohan untuk meng-cover Habib ataupun Bimo. Karena Bimo maupun Habib kadang berjalan beriringan dan bahkan bertukar posisi. Rohan memang tidak ada senter atau headlamp. Dia mendapat cahaya dari Habib atau dariku. Bulan ataupun bintang mungkin masih malu dari kemarin. Atau mungkin mereka belum mau menyapa kami dengan ceria cahaya. Kami yang asik dengan kubik-kubik batu rumus mencoba menerka dan melangkahinya. Atau juga mungkin bulan dan bintang belum mampu bersandirawa sebagai pemeran utama. Kalah dari awan kabut dingin yang merajai panggung gunung ini.

Maka paling bawah adalah aku sebagai penyapu. Dengan senter yang paling terang saat itu, aku pastikan semua temanku aman. Cahaya putih menyebar luas dan jauh ke depan dari senter yang kupegang di tangan kanan. Hingga kadang aku berada agak jauh dari teman-teman di depan karena menunggu mereka mengambil nafas di tengah medan. Saat itulah aku segera mencuri langkah memanjat dengan kaki kuat dan cepat. Telapak tangan kiriku mencari apa-apa yang bisa untuk pegangan. Sementara tangan kananku tetap mengacung ke atas. Membidik setiap pergerakan tim di depan.

“lewat sini aja..” kak Yogi mengarahkan jalur yang mudah untuk ditempuh.
Bimo tersenyum. Membenarkan letak sorban di lehernya seraya mengambil nafas dan melepaskannya.. “Hah… he..he..”
“ayo bim..”  Habib nyengir ke Bimo. Untuk memotivasi orang kadang harus sedikit disindir. Dan itu mungkin gaya Habib ke Bimo. Itu sudah biasa bagi kami ketika di kontrakan.
“ah kok gitu.. Habib mah..” begitu biasa kata keluar dari Bimo.
“yang di atas ambil kiri aja.. ada rumput buat pegangan tuh..” Rohan meramaikan perbincangan di lereng terjal itu.

Terdiam sejenak aku terbuai celoteh teman-temanku yang kompak dengan alam. Tersenyum aku dibuatnya. Dengan panjatan doa dan syukur terus aku kepada Allah Rabbul’alamin yang memberikan anugerah yang besar ini kepada kami. Udara segar yang kami hirup bergantian dengan helaan nafas terengah-engah mengepul dari mulut kami. Tiupan angin begitu sejuk bersama suara adzan yang mulai terdengar.

Ku tengok sebelah kiri, angin meniup kabut mendaki ke atas. Bak naga terbang mengibas kakinya ke gunung. Ku toleh ke kanan, angin jua yang menggoyangkan rimbunan pohon di bukit samping. Gelap pekat bergelombang. Ku berbalik pandang ke belakang. Kabut putih tersibak bersama angin melewati kami. Begitu semakin terlihat lampu-lampu desa di bawah. Tapi kali ini aku sadar. Beradu cahaya lampu dengan pantulan sang surya. Matahari akan segera menyusul jika kami tak segera ke puncak.

“Ayo bro.. matahari segera muncul nih.. kita harus sholat sebelum sunrise..!!” aku pacu dengan teman-teman agar segera sampai di puncak. Bahwa semangat yang sudah ada menunggu komando untuk dilangkahkan.

Batu besar di bawah puncak sudah di samping kanan ku. Ternyata pendaki yang berjalan malam melewati camp kami telah bermalam di sini. Kami sapa mereka dan dengan ramah mereka membalasnya. Senyumku semakin berkembang ketika kulihat kak Yogi sudah berada di puncak. Berteriak menyapa puncak Guntur dengan membentangkan kedua tangannya. Bimo yang duduk di bawahnya segera bangkit. Ada Habib di samping yang segera ikut naik. Rohan pun tersenyum puas ketika melihat ke belakang hingga sadar aku telah di dekatnya. Kemudian dia segera naik beberapa langkah dan sampai di puncak.

“Ayo kurang sedikit lagi sampai puncak..” gumamku dalam hati memerintah kaki untuk tetap tegar.
 “Alhamdulillah..” kami bersyukur. Tersenyum puas menghirup udara. Kabut berhempas mengusap muka kami. Seperti basuhan wudhu dikala bersiap sholat. Kami ingat kepada Sang Maha Pencipta, Sang Penguasa Alam ini.

Segera kucari tempat luas.
 “Ayo bro sholat.. keburu habis ntar..!!” ajakku setelah mendapatkan tempat untuk sholat. Kubentangkan scarfku dan kutata sedemikan rupa untuk tempat sujud. Dan kuletakkan telapak tangan di atas scarf itu untuk tayyamum. Teman yang lain segera sigap mengikuti di belakang sebagai ma’mum. Tepat kami pastikan arah kiblat.
“Aku berniat sholat subuh dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah ta’ala.”

Kubaca Surat Al-Insyirah di raka’at pertama untuk menegaskan firman Allah “Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.” Kemudian di rakaat kedua kubaca Surat Al-Adiyat tentang kuda-kuda perang yang berlari terengah-engah di kegelapan menjelang Subuh untuk mengingatkan kami bahwa langkah yang kami tempuh tadi belumlah seberapa. Tak lupa kutengadahkan tangan membaca doa Qunut meminta pertolongan Allah.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu..”
“Assalamualaikum warahmatullahi..”

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Berhasil kami jemput Subuh. Sukses kami capai puncak pertama gunung yang berlokasi di Garut ini. Dan ada puncak-puncak lainnya yang telah menunggu. Tapi pertanyaannya bukan hanya “Berapa puncak yang bisa kami capai? ”. Melainkan “Apakah kita tetap beribadah ketika mendaki?”

Terima kasih Tuhan, telah memberikan banyak kenikmatan yang luar biasa ini kepada kami.

Salam tulus kami dari puncak Gunung Guntur kepada semuanya.

Selasa, 21 Oktober 2014 ba’da Subuh di puncak Gunung Guntur Garut.

Continue Reading...

Minggu, 26 Oktober 2014

24 Cara Mendongkrak IPK


Agus M. Irkham, Proumedia 2012


9 Jurus di Perkuliahan
1.       Duduk di Depan Saat Kuliah
Tombol Pengingat
a.       Datanglah ke ruang kuliah sebelum jam kuliah berlangsung.
b.      Berpakaian yang rapih dan syar’i.
c.       Ambil tempat duduk terdepan, yang paling dekat dengan meja dosen.
d.      Perhatikan dengan baik-baik saat dosen memberi kuliah.
e.      Agar tidak takut kalau ditanya dosen, pelajari terlebih dahulu materi kuliah yang akan ia berikan.
2.       Jujur, Tidak Pernah Nitip Presensi
Tombol Pengingat
a.       Yakinlah bahwa kejujuran itu jauh lebih penting daripada nilai bagus tapi hasil kebohongan.
b.      Jadilah dirimu sendiri. Jangan plin-plan, tidak punya pendirian dan gampang ngikut teman.
c.       Jika kamu nitip tanda tangan presensi, berarti kamu telah mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan orangtua terhadap dirimu.
d.      Pertanggungjawaban nilai kuliah yang kamu dapat tidak hanya pada orangtua tapi juga kepada Allah Swt.
e.      Beranilah untuk mengatakan tidak kepada ajakan berbohong. Meskipun orang lain marah dan tersinggung.
3.       Rajin Bertanya Saat Kuliah
Tombol Pengingat
a.       Pertanyaan sama dengan antusiasme, dan dosen sangat menyukai mahasiswa yang antusias mengikuti kuliah.
b.      Baca kembali catatan kuliah sebelumnya.
c.       Tulislah poin-poin penting dari yang kamu pelajari.
d.      Bertanyalah dengan cara yang santun.
e.      Bertanyalah dengan pertanyaan yang mengandung unsure konfirmasi.
f.        Bertanyalah saat dosen memberi kesempatan kamu bertanya.
4.       Menjadi Koordinator Mahasiswa
Tombol Pengingat
a.       Sebelum ditunjuk, tawarkan dirimu menjadi coordinator kuliah.
b.      Jadilah orang pertama yang masuk ruang kuliah.
c.       Usahakan jangan sampai tidak masuk kuliah. Apalagi tanpa alas an jelas atau bolos.
d.      Awasi terus keberadaan kertas presensi, jangan sampai hilang.
e.      Banyak sedikitnya kuliah yang kamu koordinatori harus disesuaikan dengan jadwal kepadatan mata kuliah yang kamu ikuti.
f.        Jangan takut untuk mencoba dan salah (trial and error).
5.       Meminta Tugas dan Izin Ketika Tidak Masuk Kuliah
Tombol Pengingat
a.       Jika kamu terpaksa tidak bisa masuk satu mata kuliah, beritahu terlebih dahulu dosen yang mengampu mata kuliah itu.
b.      Jangan menggunakan telepon atau SMS untuk meminta izin.
c.       Mintalah tugas sebagai ganti ketidakhadiran kita.
d.      Jangan terlalu banyak bolos kuliah. Maksimal dua kali dalam satu semester untuk satu mata kuliah.
e.      Jadilah penjadwal yang baik, agar kuliah yang diambil, waktunya tidak bentrok.
6.       Mengajak Dosen Diskusi Ketika Kuliah Usai
Tombol Pengingat
a.       Mulailah berdiskusi dengan mengajukan pertanyaan.
b.      Waktu paling tepat untuk berdiskusi adalah setelah kuliah selesai.
c.       Berdiskusilah dengan santai, jangan ngotot apalagi tegang.
d.      Buatlah kartu nama.
e.      Himpun informasi profil dosen dari mahasiswa senior.
f.        Jika kamu merasa cocok dengan dosen yang sering kamu ajak diskusi, ajukan pula permintaan agar ia mau menjadi pembimbing skripsimu.
7.       Menjadi Moderator Presentasi Tugas Mata Kuliah
Tombol Pengingat
a.       Saat menjadi moderator jangan memihak ke salah satu pihak.
b.      Pilihlah kata dan bahasa yang mudah dipahami oleh teman-temanmu.
c.       Sebelum dosen menunjuk, ajukan dirimu untuk menjadi moderator.
d.      Kuasasi materi diskusi yang akan kamu moderasi.
e.      Jadikan kesempatan menjadi moderator untuk mengasah kemampuan mendengar, dan berbicara.
f.        Sebelum kelompok melakukan presentasi, lakukan gladi bersih. Dan tentukan posisi masing-masing anggota di dalam jalannya presentasi.
8.       Mengajukan Diri Presentasi Makalah Terlebih Dahulu
Tombol Pengingat
a.       Minta pada dosen agar (kelompokmu) dapat mempresentasikan makalah terlebih dahulu.
b.      Presentasi awal berarti kesempatan mendapat nilai bagus terbuka lebar.
c.       Siapkanlah materi presentasi semenarik mungkin. Optimalkan perlengkapan presentasi yang tersedia.
d.      Ikutilah acara-acara seminar sesering mungkin. Dan perhatikan apa-apa yang terjadi dalam seminar-seminar itu.
e.      Ajukan alas an kuat, mengapa kelompokmu layak mendapat kesempatan presentasi pertama kali.
9.       Meminta Izin untuk Mempresentasikan Gagasan Tertentu
Tombol Pengingat
a.       Bacalah buku penunjang mata kuliah yang kamu ambil.
b.      Buka mata, buka telinga terhadap segala bentuk perkembangan pengetahuan dan informasi yang terkait dengan mata kuliah dan jurusan kuliahmu.
c.       Makalah harus mengandung kebaruan sekaligus masih berkaitan dengan mata kuliah yang kamu ikuti.
d.      Sebelum meminta kesempatan mempresentasikan makalahmu, minta dosenmu untuk terlebih dahulu membacanya.
e.      Tempatkan kesempatan menawarkan ide, gagasan, dan pemikiran melalui presentasi makalah sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pembiasaan kebiasaan akademik.
8 Cara Meningkatkan Pengetahuan dan Softskill
1.       Ke mana-mana Menenteng Buku
Tombol Pengingat
a.       Ikatlah apa yang kamu baca dengan menuliskannya.
b.      Sebelum membaca isi buku, biasakan untuk membaca kata pengantarnya terlebih dahulu.
c.       Catat dan pahami kata-kata sukar dan “kunci” yang kamu temui saat membaca buku.
d.      Utamakan terlebih dahulu membaca buku yang ada kaitannya langsung dengan mata kuliah yang kamu ambil.
e.      Pilihlah cara membaca yang tepat sesuai dengan kesempatan dan waktu yang kamu miliki.
f.        Biasakanlah untuk meghubungkan antara apa yang kamu baca, dengan kenyataan yang kamu jumpai.
2.       Bagaimana Membuat Makalah
Tombol Pengingat
a.       Tulis rencana pembuatan makalahmu dengan metode mind mapping.
b.      Sering-seringlah membaca makalah orang lain.
c.       Jadikan menulis makalah, cari alas an yang paling kuat dan emosional mengapa kamu harus menyelesaikan makalah itu.
d.      Cara terbaik belajar menulis (makalah) adalah dengan langsung mempraktikkannya, yaitu menulis! Maka segeralah menulis!
3.       Kiat Memilih Buku Berkualitas
Tombol Pengingat
a.       Tingkat keterjualan buku, meskipun tidak selalu, biasanya dapat dijadikan ukuran berkualitas tidaknya suatu buku.
b.      Dahulukan membeli buku yang memang menjadi prioritas.
c.       Usahakan untuk taat terhadap anggaran belanja buku yang telah kamu tentukan.
d.      Saat ke toko buku, bawa uang seperlunya saja, agar kamu tidak tergoda membeli buku yang di luar daftar “wajib beli”.
e.      Jika persediaan uang menipis, tidak ada salahnya membeli buku di lapak-lapak, toko buku diskon, dan saat obral buku murah di pameran buku.
4.       Sering Mengikuti Seminar atau Sarasehan
Tombol Pengingat
a.       Ikuti seminar yang membahas tema yang ada kaitannya langsung dengan jurusan atau disiplin ilmu yang kamu pelajari.
b.      Prioritaskan mengikuti seminar yang gratis dan terbuka untuk umum.
c.       Susun terlebih dahulu “skenario” saat mengikuti seminar. Mulai dari bertanya, berkenalan dengan pembicara, hingga meminta kartu nama pembicara.
d.      Simpan baik-baik makalah seminar yang kamu dapat.
e.      Meskipun kamu masih mahasiswa, tidak ada salahnya jika kamu membuat kartu nama.
f.        Kalau ada kesempatan, mendaftarlah menjadi panitia seminar.
5.       Menerbitkan Buletin Sendiri
Tombol Pengingat
a.       Persiapkan terlebih dahulu stok naskahmu.
b.      Jika kesulitan menulis, bisa dimulai dengan menulis rangkuman atau synopsis suatu buku.
c.       Penggandaan bulletin tidak harus dengan cetak, tapi bisa dengan fotokopi.
d.      Bacalah koran setiap hari, sehingga kamu akan tahu perkembangan dunia. Sehingga ide tulisan untuk bulletin akan selalu ada.
e.      Tawarkan kerjasama penerbitan bulletin ke cafĂ©, warung, koperasi, perpustakaan kampus, dan jasa fotokopian.
f.        Jika kamu kuwalahan, ajak temanmu untuk sama-sama mengelola bulletin.
g.       Untuk awal-awal, periode penerbitan bisa satu bulan sekali. Setelah itu dua minggu sekali. Selanjutnya seminggu sekali.
h.      Dokumentasikan tiap edisi bulletin yang telah kamu hasilkan.
i.         Lengkapi pula bulletin kertasmu (offline) dengan versi maya-nya (online).
6.       Menulis Artikel di Media (Koran) Umum
Tombol Pengingat
a.       Cara terbaik belajar menulis artikel adalah membaca artikel orang lain.
b.      Ikuti terus perkembangan berita yang menjadi headline di media, karena biasanya itu yang akan banyak diangkat menjadi tema opini/artikel.
c.       Mulailah mengirimkan tulisan ke Koran local terlebih dahulu.
d.      Konsistenlah terhadap satu tema tulisan. Misalnya pendidikan, ekonomi, hokum, teknologi, dan sebagainya.
e.      Jadikanlah menulis artikel sebagai cara kamu “memaksa dirimu sendiri” untuk membaca.
f.        Jadikan pers mahasiswa sebagai tempat kamu untuk belajar dan berlatih menulis.
7.       Aktif di Organisasi, Baik Intra Maupun Ekstra Kampus
Tombol Pengingat
a.       Sebelum menentukan organisasi apa yang ingin ditekuni, himpun semua informasi tentang organisasi yang ada di kampusmu.
b.      Siapkan radar kesadaranmu. Karena biasanya organisasi ekstra kampus memiliki afiliasi dengan partai politik tertentu. Bijaklah dalam memilihnya.
c.       Organisasi intra dan ekstra yang akan kamu ikuti hendaknya sesuaikan dengan minat, tujuan dan kesempatan (waktu) yang kamu punyai.
d.      Aktif di organisasi itu penting, tapi “sukses kuliah” jauh lebih penting.
e.      Jangan gabung ke organisasi hanya karena ikut-ikutan.
f.        Jangan jadikan keaktifan di organisasi sebagai alas an pembenaran kuliah molor, IPK jeblok.
8.       Mengenal Pengelolaan Pers Mahasiswa
 Tombol Pengingat
a.       Jadikan Persma sebagai laboratorium untuk mengasah kemampuan intelektualmu.
b.      Posisikan keaktifanmu di Persma sebagai penunjang kelancaran dan kesuksesan kuliahmu, bukan sebaliknya.
c.       Jadikan Persma sebagai pintu masuk untuk bisa berinteraksi secara intens dengan dosen, dan birokrat kampus (dekan, pembantu dekan, tata usaha, dan sebagainya).
d.      Ikuti system kerja yang berlaku di Persma (standar jurnalistik).
e.      Gunakan hasil liputan dan pengalaman pembelajaran yang didapat di Persma untuk materi “ngecap” saat kuliah.
7 Cara Memuluskan Jalan Menuju Tugas Akhir/Skripsi
1.       Mengenal Lebih Dekat Mahzab Sang Dosen
Tombol Pengingat
a.       Perkenalkan dirimu sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah si dosen.
b.      Berbicaralah dengan gaya bahasa yang dimaui dosen.
c.       Dosen juga manusia, maka dari itu perlakukanlah ia sebagai manusia.
d.      Sentuhlah dosenmu tepat di hatinya. Yaitu bagian dengan tema pembicaraan yang memiliki kesan paling emosional atau mendalam.
e.      Mazhab dosen dapat dilihat dari usia, bahasa tubuh,dan cara dia berbicara.
2.       Membantu Penelitian Dosen
Tombol Pengingat
a.       Saat melakukan penelitian, kamu boleh salah, tapi tidak boleh bohong.
b.      Jangan ragu, tawarkan dirimu pada dosen. Apakah kamu boleh membantu penelitiannya?
c.       Bangunlah komunikasi dengan dosen. Komunikasi hangat, akrab, dan membahagiakan.
d.      Jadikan keakrabanmu dengan dosen sebagai “tiket” untuk (kuliah) masuk ke S2.
e.      Milikilah kompetensi dasar untuk jadi seorang peneliti.
3.       Meminjami dan Pinjam Buku ke Dosen
Tombol Pengingat
a.       Hadiahi dosenmu dengan buku.
b.      Paksakan dirimu untuk meminjam buku dari dosen. Buku yang ada kaitannya dengan mata kuliah yang ia berikan padamu.
c.       Buatlah resume, synopsis, atau resensi terhadap buku yang kamu pinjam tersebut.
d.      Jika kamu memiliki buku bagus, pamerkanlah pada dosenmu. Katakan pula kalau ia bisa pinjam buku itu.
e.      Setiap buku pinjaman, wajib dikembalikan. Dan tepat waktu.
4.       Mendiskusikan Metode Penelitian dan Pengolahan Data
Tombol Pengingat
a.       Banyak-banyaklah membaca buku, jurnal, skripsi, dan tesis mahasiswa lain.
b.      Ikatlah semua yang kamu baca, terutama yang berkaitan dengan metodologi penelitian, pengolahan data, dan alat analisis.
c.       Diskusikan temuanmu (hasil mengikat bacaan itu) dengan dosenmu. Jajaki pula kemungkinan untuk dapat kamu jadikan sebagai skripsi.
d.      Mintalah dosen yang sering kamu ajak diskusi itu menjadi dosen pembimbing skripsimu.
5.       Menggunakan Tulisan Dosen sebagai Referensi
Tombol Pengingat
a.       Kenali dosenmu dengan baik. Termasuk buku-buku yang telah ia tulis.
b.      Gunakan buku-buku telah dosenmu tulis secara proporsional dan beralasan.
c.       Sempatkan membaca jurnal-jurnal internal yang diterbitkan oleh fakultas dan jurusanmu.
d.      Setiap tulisan atau buku dosen yang kamu jadikan referensi usahakan untuk memiliki bentuk fisik dan dalam edisi aslinya alias bukan photo copy.
e.      Catat judul buku atau nama penulis yang disebutkan dosenmu saat ia memberikan kuliah. Penyebutan buku itu bisa menjadi ukuran bahwa ia menyukainya.
6.       Menawarkan Diri untuk Menjadi Asisten Dosen
Tombol Pengingat
a.       Membaca dan menulis bisa menjadi cara kamu belajar agar dapat bicara dengan runtut.
b.      (Asisten) dosen yang baik, tidak saja cerdas, tapi pintar berbicara dan mahir menggunakan sarana presentasi. Untuk itu kuasailah.
c.       Pengangkatan asisten lebih banyak ditentukan oleh factor kedekatan personal dan kepercayaan bukan semata-mata kecerdasan intelektual.
d.      Semester 7-8 adalah waktu yang tepat untuk memulai emnjadi asisten dosen.
e.      Sering-seringlah berlatih berbicara di depan cermin besar dan forum-forum kecil.
7.       Mengajak Dosen untuk Menulis Bersama
Tombol Pengingat
a.       Dosen yang kamu tawari nulis bareng haruslah dosen yang sudah kamu kenal dengan akrab.
b.      Siapkan outline atau kerangka buku yang hendak kamu tulis.
c.       Breakdown atau pecah outline itu dengan rencana aksi atau tindakan (eksekusi).
d.      Di outline, tulis langsung siap yang dapat jatah menulis di tap-tiap bab.
e.      Diskusikan tentang teknis pengerjaannya.

f.        Sebelum kamu mengajak dosen nulis (buku) bareng, lakukan riset kecil-kecilan terlebih dahulu. Riset yang menyangkut pemilihan tema penulisan, trend perkembangan buku sejenis, serta serapan pasar atau pembaca.
Continue Reading...

Followers

Social Media

Follow Twitter Add Facebook